Lebih dari 300 siswa-siswi SMK Dharma Siswa mengikuti Motivasi dan penguatan Karakter Siswa bidang Iman dan Taqwa di Aula Yayasan Karya Dharma Wanita.
Kota Tangerang, CAKRA Banten – SMK Dharma Siswa berupaya membentuk karakter dan kedisiplinan ibadah siswa melalui kegiatan motivasi dan pembinaan spiritual. Acara yang digelar pada Sabtu, 8 Februari 2025, di Aula Yayasan Karya Dharma Wanita, Karawaci, Kota Tangerang, ini menghadirkan Tim Gerakan Santri Saba Sakola (G3S) dari Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) DPD Kabupaten Tangerang.
Ketua Yayasan Karya Dharma Wanita, Hj. Nina Yuni Fona, S.Pd., MM., menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga membentuk akhlak dan ketakwaan siswa. Kepala SMK Dharma Siswa, Herlinah, S.E., mendukung penuh program ini sebagai langkah mencetak generasi yang cerdas dan memiliki fondasi spiritual kuat.
Berdasarkan pantauan tim Redaksi CAKRA Banten, lebih dari 300 siswa mengikuti sesi motivasi ini. Tim G3S mengajak mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merenungi jasa serta kasih sayang ibu. Metode yang digunakan menyentuh emosi siswa, membuat mereka lebih introspektif dalam menilai kejujuran ibadah mereka.
Salah satu momen mengharukan terjadi ketika siswa diminta mengakui kejujuran mereka dalam menjalankan sholat lima waktu. Hasilnya, hanya tiga siswa yang konsisten sholat tepat waktu. Keheningan menyelimuti aula, membuat para guru dan kepala sekolah terdiam dalam refleksi mendalam. Bahkan, Kepala Sekolah menitikkan air mata, menyadari bahwa pembelajaran selama ini belum cukup membentuk kebiasaan ibadah yang kuat.
Kepala Sekolah SMK Dharma Siswa, Herlinah, S.E, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada tiga orang siswa yang konsisten dalam pengamalan sholat lima waktu sehari-hari.
Kesadaran ini mendorong sekolah untuk lebih serius dalam membina kebiasaan ibadah siswa. Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, dan Tim G3S Bakomubin berdiskusi untuk merancang langkah-langkah strategis sebagai tindak lanjut. Hj. Nina Yuni Fona menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anak mereka dalam menjalankan ibadah harian.
M. Heri Irawan, S.Kom., dari Tim G3S Bakomubin Kabupaten Tangerang, menyampaikan bahwa rendahnya kedisiplinan ibadah di kalangan pelajar menjadi fenomena umum di berbagai sekolah. Oleh karena itu, program G3S didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan sekolah-sekolah, sebagai langkah strategis meningkatkan kesadaran spiritual siswa.
Sebagai tindak lanjut, SMK Dharma Siswa akan memperkuat kerja sama dengan orang tua untuk mengawasi pelaksanaan sholat lima waktu, membaca Al-Qur’an, serta membangun kebiasaan mendoakan orang tua dan teman. Langkah ini diharapkan dapat membentuk karakter religius siswa dan mengubah cara mereka berinteraksi dengan lebih santun.
Tim Gerakan Santri Saba Sakola Bakomubin, M. Heri Irawan, saat menyampaikan motivasi dan pembekalan karakter di hadapan lebih dari 300 siswa SMK Dharma Siswa, Kota Tangerang.
Selain itu, sekolah akan melakukan penelitian tindakan kelas guna memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan ibadah siswa. Hasil penelitian ini akan menjadi dasar dalam merancang program pembinaan karakter yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Pihak sekolah juga akan menerapkan metode pembiasaan ibadah yang lebih inovatif dan inspiratif. Pendekatan yang lebih personal dan emosional terbukti mampu menyentuh hati siswa dan membangun kesadaran spiritual yang lebih dalam.
Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan berbasis karakter ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan seharusnya menjadi bagian integral dalam kurikulum sekolah.
Diharapkan, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi agenda sesekali, tetapi menjadi bagian dari program pembinaan siswa di SMK Dharma Siswa. Dengan keterlibatan aktif berbagai pihak, sekolah ini bertekad melahirkan generasi yang tak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia dan disiplin dalam menjalankan ibadah.
Kegiatan ini mengingatkan bahwa esensi pendidikan sejati bukan hanya mencetak individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk karakter berlandaskan nilai-nilai spiritual dan moral yang kuat. Semoga inisiatif ini menginspirasi dunia pendidikan di Indonesia untuk terus memperkuat pembinaan karakter siswa melalui pendekatan yang lebih bermakna dan menyentuh hati.(Kdr)