Example 728x250
Agama  

Ma’had Al-Iman Cisoka: Mencetak Da’i Cendekia Berjiwa Entrepreneur dan Berwawasan Global

Ahmad Yasin, Lc., MA. M.Pd., semasa menjalankan kuliah di Univ. Al Azhar Mesir.

 

Kab. Tangerang, CAKRA Banten,- Pendidikan yang berkualitas tidak lahir begitu saja. Ia tumbuh dari kombinasi antara guru yang profesional, sarana pembelajaran yang memadai, dan lingkungan yang mendukung. Tanpa guru yang berkualitas, materi pelajaran akan kehilangan maknanya. Tanpa fasilitas yang layak, proses belajar akan terhambat. Maka, komitmen terhadap kualitas harus menyentuh semua aspek, bukan hanya isi kurikulum, tetapi juga siapa yang mengajarkan dan di mana proses itu berlangsung.

Namun, kenyataan di lapangan masih menunjukkan bahwa banyak masyarakat kesulitan mengakses pendidikan berkualitas karena tingginya biaya dan jauhnya lokasi lembaga pendidikan unggul. Dalam konteks ini, kehadiran Ma’had Al-Iman di Kabupaten Tangerang menjadi angin segar. Ma’had ini mengusung kurikulum berbasis Universitas Al-Azhar, Mesir—salah satu institusi pendidikan Islam terbaik di dunia—dan yang paling menggembirakan, semua biaya pendidikan ditanggung penuh alias beasiswa.

Meski kuotanya terbatas, hanya untuk 32 mahasiswa, peluang ini patut diperjuangkan. Anda atau orang terdekat Anda bisa menjadi bagian dari generasi milenial terpilih yang mendapatkan akses pendidikan bermutu tinggi tanpa beban biaya. Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya mengangkat kualitas individu, tapi juga akan memberi kontribusi besar bagi masyarakat sekitar.

Ma’had Al-Iman berdiri dengan visi besar: mencetak kader dakwah yang berilmu, berakhlak, dan peduli sosial. Tak hanya mengajarkan teori keislaman, tetapi juga mendorong santrinya untuk aktif berpraktik di tengah masyarakat. Dengan demikian, mereka tak hanya pandai berbicara, tapi juga mampu menjadi pelaku perubahan di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya.

Desa Jeungjing, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, kini menjadi saksi tumbuhnya semangat dakwah yang berpadu dengan keilmuan syar’i dan semangat kewirausahaan. Melalui lembaga pendidikan tinggi Islam, Ma’had Aly Al-Iman, generasi muda dididik untuk menjadi dai yang tak hanya fasih menyampaikan kebenaran, tetapi juga cakap dalam berbagai bidang kehidupan.

Pimpinan Ma’had Al-Iman, Ust. Ahmad Yasin, Lc., MA. M.Pd. menegaskan bahwa dakwah adalah amanah abadi yang tidak boleh berhenti meski zaman terus berubah. “Selama bumi masih berputar, seruan kepada kebaikan dan kebenaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin harus tetap disampaikan,” ungkapnya saat diwawancarai juru warta CAKRA Banten, Selasa, 29 April 2025. Menurutnya, dakwah bukan hanya perkara lisan, tetapi juga butuh ilmu, pendekatan yang tepat, dan kemampuan berkomunikasi yang menyentuh hati.

Ust. Yasin menambahkan bahwa efektivitas dakwah sangat bergantung pada kesiapan para dai dan kualitas lembaga pendidikan yang membinanya. Ia menekankan pentingnya penguasaan ilmu syar’i yang kuat serta metode penyampaian yang menyenangkan dan mudah dipahami masyarakat luas.

Sebagai wujud dari semangat itu, Ma’had Al-Iman berdiri kokoh untuk mencetak kader dakwah yang tak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga unggul dalam akhlak dan kemampuan sosial. Lembaga ini tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada praktik nyata di tengah masyarakat, menjadikan dakwah sebagai bagian hidup sehari-hari.

Salah satu program unggulan Ma’had Al-Iman adalah Program Sarjana (S1) Ilmu Syar’iah. Program ini dirancang khusus untuk menghasilkan lulusan yang menguasai fiqih dan ushul fiqih, memiliki kepakaran dalam fatwa dan peradilan Islam, serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai syariah dalam konteks modern. Penguasaan bahasa Arab dan keterampilan riset juga menjadi prioritas utama.

Menariknya, sebelum memasuki perkuliahan utama, mahasiswa diwajibkan mengikuti program persiapan bahasa Arab selama satu tahun penuh. Hal ini ditujukan agar mereka dapat mengakses berbagai literatur keislaman klasik dan kontemporer secara langsung dari sumber aslinya.

 

Kegiatan pembangunan di area kampus Ma’had Al-Iman, Desa Jengjing, Kecamatan Cisoka.

 

Tak hanya itu, Ma’had Al-Iman juga menerapkan kurikulum berbasis Universitas Al-Azhar, Mesir, yang telah diakui keunggulannya dalam bidang studi Islam. Di samping itu, mahasiswa juga akan mempelajari Qiraat Asyarah atau sepuluh bacaan Al-Qur’an yang mutawatir sebagai bagian dari penguatan ilmu Al-Qur’an.

 

Untuk menjawab tantangan zaman, Ma’had Al-Iman juga menyisipkan program kewirausahaan dalam kurikulum mereka. Dengan bekal ini, para lulusan diharapkan tidak hanya menjadi ulama dan dai, tetapi juga entrepreneur yang mandiri dan kreatif, siap bersaing di tingkat nasional dan global.

 

Sistem kuliah di Ma’had Al-Iman juga fleksibel. Dengan model hybrid, mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran secara tatap muka maupun daring. Ini memberi kemudahan bagi mereka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tanpa mengurangi kualitas pengajaran.

 

Tak ketinggalan, mahasiswa juga akan menjalani Praktik Dakwah Lapangan (PDL) setelah menempuh dua tahun kuliah. Program ini dilaksanakan di pesantren atau lembaga yang telah bermitra dengan Ma’had. Selama minimal satu tahun ajaran, para mahasiswa akan mengasah kemampuan dakwah mereka secara langsung kepada masyarakat.

 

Dengan semua program unggulan tersebut, Ma’had Al-Iman membawa harapan baru bagi dunia dakwah di Indonesia. Di tangan para lulusannya kelak, dakwah akan terus hidup—berlandaskan ilmu, disampaikan dengan hikmah, dan ditopang oleh semangat kemandirian serta pengabdian kepada umat.

 

Inilah dakwah masa depan: cerdas, religius, produktif, dan siap menjawab kebutuhan zaman.(Kdr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *