Example 728x250

GELIAT EKONOMI KECIL DI BULAN RAMADHAN

“Saung Cahaya Lina” di Jl Desa Benda Pasar Kecamatan Sukamulya, setiap sore menjelang berbuka puasa, membawa keberkahan buat pedagang kecil buat buka puasa. Beraneka makanan cemilan saat buka puasa atau lebih dikenal dennan sebutan “Takjil”. Salah satu makanan vaporit yaitu gorengan dan kolak.

 

Oleh: Drs. Eddy Kusmaya, M.Pd (Pimred Cakra Banten)

 

Cakrabanten.id,- Banyak hal boleh dikatakan unik di Bulan Suci Ramadhan. Salah satunya selalu menculnya fenomena masyarakat, terutama ema-ema rame-rame membuat aneka cemilan pembuka puasa, hingga makanan lainnya.

 

Fenomena geliat ekonomi kecil di bulan Ramadhan sangat menarik untuk dibahas. Pada bulan Ramadhan, terjadi peningkatan konsumsi masyarakat yang berdampak pada aktivitas ekonomi, terutama pada industri makanan dan minuman.

 

Hal ini didasrkan pada banyak faktor, satu diantaranya mneningkatnya konsumsi masyarakat. terutama pada makanan dan minuman yang dikonsumsi saat berbuka puasa. Maka, bermunculan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baru yang muncul pada bulan Ramadhan, terutama dalam industri makanan dan minuman. Maka membawa dampak positif pada aktivitas ekonomi meningkat pada bulan Ramadhan, terutama pada industri ritel dan jasa.

 

Secara sosial kultural juga ada bebera faktor yang mendorong fenomena ini muncul setiap Ramadhan, antara lain : Pertama, tradisi buka bersama meningkatkan konsumsi makanan dan minuman, sehingga meningkatkan penerimaan pajak. Kedua, mudik lebaran yang puncaknya terjadi di akhir Ramadan hingga awal Syawal meningkatkan penerimaan sektor transportasi. Ketiga, pembagian THR untuk karyawan swasta dan aparatur sipil negara meningkatkan permintaan masyarakat. Keempat, pembagian zakat dan sedekah meningkatkan daya beli masyarakat miskin.

 

Tentu saja selain kondisi psikologis akan memberikan dampak positif seperti; menstimulan anggota masyarakat termasuk ema-ema yang dihari-hari biasa tidak memproduksi dan berjualan di Bulan Ramadhan – maka di Bulan Suci akan kembali beraksi seperti tahun-tahun sebelumnya. Membuat dan berjualan aneka minuman, cemilan hingga makanan berat seperti lontong dan aneka makanan khas nusantara lainnya. Pasar tambah ramai, gang-gang kecil semakin semarak dan bermunculan tenda-tenda aneka kulininer hingga lapak-lapak makanan khas Ramadhan lainnya.

 

Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian ibu-ibu yang tergabung dalam “Saung Cahaya Lina” di Jl Desa Benda Pasar Kecamatan Sukamulya, setiap sore menjelang berbuka puasa, membawa keberkahan buat pedagang kecil buat buka puasa. Beraneka makanan cemilan saat buka puasa atau lebih dikenal dennan sebutan “Takjil”. Salah satu makanan vaporit yaitu gorenga dan kolak.

 

“Alhamdulillah pedagang kecil si ibu cahaya di bulan puasa ini setiap tahun yang juga Ramai di datangin pembeli. Ibu cahaya menyediakan berbagai gorengan, kolak, lontong buras, ada es kusut juga penambah manis suasana. Ayo teman-teman yang blom coba silahkan datang. Setiap sore menjelang berbuka puasa” tandas Lina Si Pemilik tenda.

 

Hal ini harus dimaknai dari berbagai dimensi, bisa dilihat dari sisi agama sebagaimana Ayat yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang berkah adalah Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185. “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)”. Begitu juga Hadis Nabi yang menyatakan hal sama sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah.

 

Walaunpun, perlu diingat bahwa peningkatan aktivitas ekonomi pada bulan Ramadhan di sisi lain juga dapat meningkatkan jiwa komsumtifme di kalangan masyarakat. Hal ini yang harus dihindari kita semua. Belanja sesuai kebutuhan, minum dan makan tidak berlebihan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *