Kepala Desa Cisereh, H. M. Iskandar (Kanan) bersama Pengurus JPPN Banten, Agus Subhan berfoto di kandang domba BUMDes Budidaya Kambing, Desa Cisereh.
Kab. Tangerang, CAKRA Banten,-Desa Cisereh, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, tengah bersiap menjadi contoh desa modern berbasis pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Hal ini tak lepas dari kemahiran dan visi besar sang Kepala Desa, H. M. Iskandar (55 tahun), dalam merespons program Presiden Prabowo Subianto tentang industrialisasi pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Program tersebut menekankan pentingnya pembangunan desa dari sektor akar rumput, dengan cara memberdayakan masyarakat desa melalui pertanian, peternakan, perikanan, serta koperasi desa. Iskandar pun menyambut gagasan besar itu dengan langkah nyata dan terukur di tingkat desa.
Langkah awal yang dilakukan Kepala Desa Cisereh adalah mengundang Pengurus Jaringan Petani Persada Nusantara (DPW JPPN) Provinsi Banten dan redaksi Tabloid Pendidikan CAKRA Banten. Tujuannya untuk menjalin kolaborasi dalam sosialisasi dan pelatihan pertanian, peternakan, dan perikanan berbasis teknologi dan modernisasi.
“Kita tidak ingin hanya menjadi penonton. Generasi muda harus kita ajak kembali ke sawah, ke ladang, ke kolam. Bukan sekadar bertani seperti dulu, tapi dengan cara baru yang lebih canggih dan menguntungkan,” ujar Iskandar dalam pertemuan awal dengan tim JPPN dan CAKRA Banten.
Kepala Desa Cisereh, H. M. Iskandar mengharapkan terjalinnya kolaborasi pemerintah, masyarakat dan kampus untuk mewujudkan Desa Cisereh sebagai Desa Mandiri.
Menurut Iskandar, putra dari bandar daging terkenal di Kecamatan Tigaraksa, H. Rofiudin (Alm) saat ini pekerjaan petani di desanya masih didominasi oleh kelompok usia tua dan pendatang. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang terbengkalai dan berisiko alih fungsi menjadi kawasan perumahan atau industri.
Guna mengatasi hal tersebut, Iskandar turun langsung menggerakkan kelompok tani. Ia tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga ikut beternak kambing, sapi dan mendirikan mesin penggilingan padi bersama anggota kelompok tani dan warga. Bahkan, ia terlibat langsung dalam proses budidaya kambing dan sapi yang terintegrasi dengan pabrik penggilingan padi sebagai tempat penampungan hasil panen masyarakat.
Sebagai pemimpin yang visioner, tak hanya pertanian yang didorong dalam program ketahan pangan di desa yang Ia pimpin. Sektor peternakan juga digarap serius. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pemerintah Desa Cisereh mengembangkan budidaya kambing dan sapi. Program ini sudah berjalan hampir dua tahun, dimulai dengan 15 ekor kambing, kini telah berkembang menjadi lebih dari 70 ekor kambing dan 4 ekor sapi.
Sebagian besar hewan ternak tersebut dikelola di lahan milik desa secara terpadu. Sisanya didistribusikan kepada warga di 13 RT dengan sistem bagi hasil yang adil dan fleksibel. Warga yang berminat bisa mendapat dua ekor kambing betina, sementara pejantan bisa dipinjamkan dari BUMDes.
Sistem bagi hasil yang diterapkan pun cukup lunak. Jika peternak ingin mengambil bagian hasilnya terlebih dahulu, diperbolehkan, asalkan ada pencatatan resmi di BUMDes. Ini demi transparansi dan keberlanjutan usaha bersama.
Selain pertanian dan peternakan, Desa Cisereh juga tengah mendorong masyarakat untuk mulai mengembangkan sektor perikanan air tawar, dengan dukungan pelatihan teknis dari DPW JPPN dan mitra kerja lainnya.
Dalam waktu dekat, Desa Cisereh juga akan menyelenggarakan pelatihan manajemen koperasi. Ini merupakan langkah awal sebelum pendirian koperasi desa yang nantinya berperan penting menampung hasil pertanian, peternakan, perikanan, hingga produk UMKM desa.
“Koperasi desa adalah tulang punggung ekonomi masyarakat. Sebelum kita bentuk, masyarakat dan calon pengurus harus paham dulu bagaimana sistemnya bekerja dan apa manfaatnya,” jelas Iskandar.
Ia menekankan bahwa koperasi bukan hanya tempat menabung atau meminjam uang, tetapi menjadi pusat pengelolaan hasil produksi dan distribusi barang desa. Maka itu, pelatihan akan diberikan secara intensif dan praktis.
Iskandar juga sangat mendukung gagasan Presiden Prabowo untuk menghadirkan teknologi pertanian modern di desa-desa. Menurutnya, hanya dengan teknologi, generasi muda akan kembali tertarik bertani.
“Kalau masih bertani pakai cangkul dan bajak manual, anak muda pasti enggan. Kita butuh traktor, drone penyemprot, sensor kelembaban tanah, dan teknologi lainnya yang membuat bertani keren dan efisien,” tegasnya.
Sebagai upaya jangka panjang, Iskandar juga mengusulkan agar ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian di wilayahnya. Sekolah ini akan mengajarkan manajemen pertanian, kewirausahaan, teknologi, hingga pengelolaan keuangan untuk calon-calon petani milenial.
Ia berharap lulusan SMK Pertanian tersebut akan langsung siap kerja dan tidak perlu merantau ke kota. Mereka bisa mengembangkan lahan-lahan kosong di desa menjadi sumber penghasilan mandiri yang menjanjikan.
Sementara itu, Pengurus Jaringan Petani Persada Nusantara (JPPN) DPW Banten, Agus Subhan mengetakan, JPPN Banten mengapresiasi kesungguhan Kepala Desa Cisereh dalam memajukan pertanian dan UMKM di Desa Cisereh, dan untuk mewujudkan Desa Cisereh sebagai desa percontohan dan desa edukasi pertanian, JPPN Banten siap untuk berkolaborasi, bersinergi, berpartisipasi dan berkontribusi dalam program pembinaan, pelatihan dan pendampingan.
Lebih lanjut Agus menambahkan, untuk mendorong minat generasi muda, JPPN Banten juga mengusulkan adanya sistem insentif kepada petani. Mulai dari gaji tetap, tunjangan kesehatan, jaminan hari tua, hingga penghargaan bagi petani berprestasi.
“Jangan sampai petani terus dianggap sebagai pekerjaan rendah. Mereka adalah pahlawan pangan. Maka harus diberi perlindungan dan penghargaan setara profesi lainnya,” serunya.
Sejalan dengan Kepala Desa Cisereh, itu, JPPN juga meresfon positif Pemerintah Desa Cisereh yang tengah merencanakan pembangunan lumbung pangan desa yang baru. Pasalnya, lumbung pangan desa yang ada saat ini masih berukulan kecil dan hanya menumpang di tanah milik orang tua Kades.
Dengan hadirnya koperasi dan lumbung yang lebih luas, desa dapat menampung lebih banyak hasil panen dan menjaga stabilitas pasokan pangan desa. Ini penting untuk mendukung program hilirisasi pertanian yang dicanangkan pemerintah pusat.
Agus menegaskan bahwa hilirisasi bukan hanya tentang membangun pabrik besar, tapi juga tentang memastikan hasil pertanian bisa diolah, dikemas, dan dijual dengan nilai tambah dari desa.
Ia menolak jika desa hanya menjadi penyedia bahan mentah. “Kita ingin Desa Cisereh bisa produksi sendiri beras kemasan, keripik singkong, pisang sale, hingga susu kambing kemasan,” ujarnya penuh semangat.
Untuk itu, desa juga akan membuka pelatihan pengemasan produk dan pemasaran digital bagi warga. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk desa di pasar yang lebih luas.
Dalam statemen penutupnya di hadapan Pengurus JPPN dan juru warta CAKRA Banten Iskandar mengingatkan bahwa kunci sukses desa bukan hanya pada program besar, tapi konsistensi dan keterlibatan warga. “Tanpa kebersamaan, semua ini hanya wacana. Maka saya ajak semua warga, mari bangun desa kita bersama-sama,” tutupnya.
Dengan semangat dan kepemimpinan yang visioner, Desa Cisereh kini menjadi cermin harapan baru pembangunan desa di Indonesia. Desa yang tidak hanya bertahan, tapi maju dan mandiri lewat tangan-tangan petani dan warganya sendiri.(Ryf)