Subandi Musbah Direktur Visi Nusantara (kiri) Kabid Kesbangpol R. Hananto Putro Sembodo Kusuma W. ST. MM dan Ketua PWRI Kab. Tangerang Drs. H. Rukman, MM
Cakrabanten.id,- Pengurus PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) Kabupaten Tangerang ditambah 29 kecamatan, belum lama ini mengikuti kegiatan Peningakatan Peran Wredatama dalam Bela Negara.
Acara berlangsung di Hotel Vega Gading Sepong, dihadiri langsung oleh Ketua PWRI Kab Tangerang, Drs. H. Rukman, MM. Dalam sambutannya Rukman mengajak kepada seluruh anggota, untuk terus berusaha meningkatkan kesejahteraan, keimanan dan ketakwaan serta kearifan menjadi panutan m
“Dalam Bahasa Sansekerta, kata “Wredatama” terdiri dari dua kata, yakni “Wreda” yang berarti orang tua dan “Tama” yang berarti utama, sehingga secara harfiah makna wredatama adalah orang tua yang utama, jika melihat makna ini, maka para bapak/ibu yang telah purna tugas sesungguhnya masih memiliki peranan yang cukup di masyarakat, serta mendukung pembangunan bangsa dan negara. Salah satunya bagaimana kita turut serta dalam bela negara, sesuai dengan kemampuan dan kondisi saat ini. “Bagaimana peran kita dalam bela negara ? akan disampaikan oleh nara sumber”, tandas Rukman.
Berfoto bersama seluruh peserta kegiatan dengan panitia Kesbangpol Kabupaten Tangerang selepas kegiatan
Subandi Musbah, Direktur Visi Nusantara memberikan pemaparan dengan gaya khasnya. Dialog-dialog yang segar, sesekali diselingi kelakar mencoba mengajak audien berinteraksi dengannya.
Secara normatif apa yang dimaksud Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Subandi, membuka pembicaraanya.
Tujuannya, untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945, berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara dan menjaga identitas dan integritas bangsa/negara.
Adapun manfaatnya; membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan, mengembangkan jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, memelihara mental dan fisik yang tangguh; menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme dan melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
Para peserta kegiatan Pengurus PWRI Kabupaten dan Kecamatan dengan seksama menyimak materi dari para nara sumber
Dalam pemaparan materi spesifiknya Direktur Visi Nusantara menggarisbawahi dua hal pokok. Dengan tiga potensi utama para wredatama selama bekerja sebagai PNS ; pengetahuan, pengalaman dan jaringan. Hendaklah ke depan merintis menginisiasi agar PWRI mencoba merancang kegiatan berbasis pola pendampingan lokalitas tingkat kabupaten. Seperti pendamping desa, UMKM, Koperasi, Mitra Desa dll. Sehingga bisa mengambil peran serta yang lebih kontributif dalam derap pembangunan pemerintah Kabupaten Tangerang.
Beliau memberikan salah satu contoh operasional, misalnya menginisiasi Perbub Pojok Literasi Desa. Sehingga secara organisasi PWRI akan lebih jelas perannya. Karena ada dasar hukum, pedoman peran kerjanya secara terstuktur. Tidak hanya meminta angaran kegiatan hanya mengandalkan Hibah, seperti yang selama ini terjadi.
“Jadi ke depan kegiatannya tidak sekedar kumpul-kumpul, ngopi bareng dan foto-foto seperti dukun balsem. Kalau ketemu saya semua problem selesai ! Terus kita lupa cicilan motor dan listrik belum bayar”, tandasnya sambil kelakar.
Selanjutnya Subandi mengajak, “Oleh karena itu saya minta PWRI tidak berangkat seperti organisasi balsem. Kita harus menjadi organisasi problem solving yang mempunyai program yang jelas, terukur dan ada dasar hukumnya”.
“Oleh karena itu agar PWRI tidak menjadi ancaman bagi negara, pemeritah daerah harus meberikan kontribusi. Namun kalau mau jujur, pada umumnya pejabat kita watak lupa. Jangan berprinsif dari atas ke bawah – tetapi harus dari bawah ke atas. Jadi kita yang mencari inisiatif, kita yang merancang dan memperjuangkan program berbasis pada pengayaan aturan. Karena kalau ada aturan, setiap tahun akan terus berjalan. Masalah nomenklaturnya di bidang ekonomi, pendidikan atau memanfaatkan ruang-ruang publik dapat didiskusikan lebih teknis selanjutnya. Jadi kita harus punya akselerasi pemahaman tentang program berbasis perbub. Sehingga bagi para PNS yang akan pensiun tetap semangat – karena ada wadah yang luar biasa”, Subandi mengakhiri pemaparannya.