Example 728x250

SEJARAH SINGKAT KABUPATEN TANGERANG

Kabid Disporabudpar Kabupaten Tangerang Imam Subekti, berfoto bersama Cakra Banten dalam satu acara kajian Budaya Kabupaten Tangerang

 

Oleh : Imam Subekti (Kabid Disporabud Kab. Tangerang)

 

Berdasarkan sumber pribumi berupa Paririmbon Keariyaan Parahiyang disebutkan bahwa pada Rebo Pon bada Mulud 1042 H bertepatan dengan 13 oktober 1632 M Kekuasaan Kemaulanaan Tangerang itu, mencakup wilayah Tangerang, Jasinga, dan Lebak. Kemaulanaan Tangerang ini dipimpin oleh tiga orang Tumenggung yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat.

 

Secara berturut-turut meraka gugur dalam pertempuran. Tumenggung Aria Santika gugur dalam pertempuran di Kebon Besar pada tahun 1717, jasadnya dimakamkan di Batuceper, Tangerang. Tahun 1718 Tumenggung Aria Yudanegara gugur dalam pertempuran di Cikokol, jasadnya dimakamkan di Desa Sangiang, Tangerang. Pada tahun 1720 Tumenggung Arya Wangsakara gugur dalam pertempuran di Ciledug, jasadnya dimakamkan di Desa Lengkong, Tangerang. “Raden Aria Wangsakara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 10 Nopember 2021 dengan Kepres No. 109 dan 110 TK TH. 2021.

 

Menurut cerita legenda setempat yang telah menjadi pengetahuan masyarakat Tangerang, nama daerah Tangerang berasal dari dua kosa kata atau bahasa setempat, atau lokasi yang berbentuk tugu dari kayu bambu atau tembok. Perang berarti perang, peperangan, pertempuran. Cikal bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa. Nama Tigaraksa itu sendiri berarti Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan kepada tiga Tumenggung yang menjadi 3 (tiga) pimpinan ketika itu.

 

Jadi Tangerang mempunyai arti tugu, batas pertempuran, tugu tersebut lazimnya oleh masyarakat disebut benteng atau batas daerah, wilayah yang dikuasai oleh Kesultanan Banten di sebelah sungai.

 

Pada saat Kesultanan Banten terdesak oleh Agresi Militer Belanda pada pertengahan abad ke-16, diutuslah tiga maulana yang berpangkat Tumenggung yaitu Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, dan Aria Jaya Santika untuk membuat perkampungan pertahanan di wilayah yang berbatasan dengan Batavia. Mereka segera membangun basis pertahanan dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai kawasan Tigaraksa.

 

Dikisahkan, bahwa kemudian pemerintahan ”Tiga Maulana”, atau ”Tiga Pimpinan” selanjutnya dikenal dengan Tigaraksa.

 

Wilayah yang dikuasai Kompeni Belanda di sebelah Timur Sungai Cisadane. Sesungguhnya penduduk Tangerang dan Jakarta dahulu lebih mengenal Tangerang dengan sebutan Benteng dari pada istilah Tangerang – untuk nama daerah Tangerang sekarang ini, walaupun berdasarkan sumber yang tidak otentik. Sedangkan istilah Tangerang sebagai nama daerah baru dikenal masyarakat luas sekitar tahun 1712.

 

Pada akhir 1943, jumlah kabupaten di Jawa Barat mengalami perubahan, dari 18 menjadi 19 kabupaten. Hal ini disebabkan, pemerintah Jepang telah mengubah status Tangerang dari kewedanaan menjadi kabupaten. Perubahan status ini didasarkan pada dua hal; pertama, kota Jakarta ditetapkan sebagai Tokubetsusi (kota praja), dan kedua, pemerintah Kabupaten Jakarta dinilai tidak efektif membawahi Tangerang yang wilayahnya luas.

 

Semasa Bupati Kabupaten Tangerang dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988- 1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Perda No. 18 Tahun 1984), didasarkan pada pemberian kekuasaan Pemerintah Pendudukan Jepang kepada Bupati Tangerang.

 

Seiring dengan pemekaran wilayah dengan terbentuknya pemerintah Kota Tangerang tanggal 27 Februari 1993 berdasarkan UU No. 2 Tahun 1993, pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pindah ke Tigaraksa. Pemindahan ibukota ke Tigaraksa dinilai strategis, karena menggugah kembali cita-cita dan semangat para pendiri untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan (kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan) menuju masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.

 

Hari Jadi Kabupaten Tangerang megalami perubahan secara resmi, berganti dari semula 27 Desember 1943 berubah jadi 13 Oktober 1632 – bertepatan saat Sultan Banten (Maulana Yusuf) memberikan perintah kepada tiga bangsawan untuk membuka wilayah baru.

 

Bahwa berdasarkan hasil pengkajian terhadap Sejarah Kabupaten Tangerang, ditemukan fakta sejarah yang menunjukan awal mula berjalannya roda pemerintahan dan pembangunan daerah yang dahulunya dikenal dengan sebutan Kemaulanaan atau Keariaan Tangerang dan pada saat ini disebut Tangerang, mulai tanggal 13 Oktober 1632. Yakni bertepatan dibukanya wilayah Keariaan Tangerang oleh Pangeran Aria Santka, Pangeran Suriadiwangsa II Bersama sama dengan Pangeran Wiraja II (Raden Wangsakara).

 

Dengan demikian, usia Kabupaten Tangerang tepat pada tanggal 13 Oktober 2024 berusia 392 Tahun.

 

Perubahan tersebut disetujui dalam rapat paripurna persetujuan bersama DPRD dan Bupati tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Tangerang di Gedung DPRD Kabupaten Tangerang pada PERDA No. 02 Th. 2020. PERDA Memuat tentang kajian teoritis dan praktek empiris, evaluasi analisis peraturan perundang-undangan, landasan filosofis, sosiologis dan yuridis, jangkauan arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan.

 

Sehingga Saat ini Kabupaten Tangerang tepat pada tanggal 13 Oktober 2025 berusia 393 Tahun.

 

Secara umum, Kabupaten Tangerang dikelompokkan menjadi tujuh kawasan strategis; yaitu Kawasan Pusat Pertumbuhan Utama, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Strategis Dryport (sarana logistik yang berada di daratan dan berfungsi sama seperti pelabuhan yaitu sebagai tempat bongkar muat angkutan, penumpukan/pergudangan serta dokumentasi muatan), Kawasan Bandara Soekarno Hatta, Kawasan Perbatasan DKI Jakarta, Kawasan PLTU Lontar dan Kawasan Rencana Reklamasi Pantai.

 

Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.

 

Kabupaten Tangerang terbagi atas 29 kecamatan, yang terdiri dari 246 Desa dan 28 kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 3.3731429 jiwa pada tahun 2024. Pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang berada di Kecamatan Tigaraksa. (Editor : Cakra Banten)

 

*Naskah ini disarikan dari: draf Buku Saku Sejarah Singkat Kabupaten Tangerang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *