Kunjungan Pengurus DPD Badan koordinasi Mubaligh Indonesia Kab. Tangerang ke SMPN 1 Teluknaga sebagai upaya meratakan program sosialisasi dan Bimtek Gerakan Santri Saba Sakola di 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Cakrabanten.id, Kab. Tangerang,-Kehadiran Pengurus DPD Bakomubin Kabupaten Tangerang di SMPN 1 Teluknaga, Senin, 13 Januari 2025, menjadi momen penting dalam upaya memperkuat pendidikan karakter siswa. Dipimpin langsung oleh KH. Msyaripudin, S.Pd, serta didampingi oleh Abd. Wahab dan Hj. Nina Yuni Fona, S.Pd, MM dari Lembaga Pemberdayaan Potensi Perempuan Muslimah (LP3M), kunjungan ini disambut hangat oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Teluknaga, Yulia Puspitasari, M.Pd. Program ini bertujuan menciptakan kolaborasi sinergis antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Dalam sambutannya, Yulia Puspitasari, M.Pd, menegaskan pentingnya karakter religius sebagai fondasi utama dalam pendidikan. Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi misi dunia pendidikan serta visi Kabupaten Tangerang yang mengedepankan nilai religius, cerdas, dan sehat. “Kehadiran Bakomubin adalah keberkahan yang harus diapresiasi, karena mendukung terciptanya generasi muda yang cerdas secara akademis dan berbudi pekerti luhur,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, H. Misar, S.Ag, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas IX, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara sekolah dan masyarakat masih menjadi tantangan besar. Program Gerakan Santri Saba Sakola (G3S), yang diluncurkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, menjadi peluang emas untuk mengintegrasikan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membimbing siswa menjalankan nilai-nilai agama dan moral sehari-hari.
Guru PAI kelas VII, Dasuki, S.Ag, menambahkan bahwa pengawasan pengamalan ibadah siswa sangat sulit dilakukan oleh sekolah tanpa keterlibatan keluarga. Dengan waktu siswa lebih banyak di rumah, keterlibatan orang tua menjadi sangat penting. “Program ini mengajak orang tua untuk bersama-sama mendampingi anak dalam beribadah, sehingga kendala pengawasan di sekolah dapat teratasi,” jelasnya.
Dukungan dari pemerintah, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, memberikan dorongan kuat bagi pelaksanaan G3S. Namun, Dasuki berharap program ini mendapat legalitas dari Dinas Pendidikan agar implementasinya lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Tim Gerakan Santri Saba Sakola Bakomubin, berfoto bersama Kepala Sekolah dan Guru PAI SMPN 1 Teluknaga.
Guru PAI kelas VIII, Ujang Eman Suherman, S.Ag, M.Pd, menyambut baik kunjungan DPD Bakomubin. Menurutnya, kehadiran Bakomubin membawa harapan besar bagi pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan sosialisasi G3S di seluruh kecamatan. Bahkan, SMPN 1 Teluknaga berpotensi menjadi tuan rumah untuk program ini.
Ujang juga menekankan perlunya pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan sebelum program G3S diterapkan di sekolah. Hal ini untuk memastikan program berjalan efektif dan tidak dianggap hanya sebagai tanggung jawab guru PAI semata. “Semua guru harus terlibat dalam mendukung program ini, sehingga pembinaan karakter religius menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya. Ia juga mengusulkan evaluasi rutin setiap tiga bulan atau per semester untuk memantau keberhasilan program.
Koordinator G3S DPD Bakomubin Kabupaten Tangerang, M. Heri Irawan, S.Kom, menjelaskan bahwa G3S bertujuan meningkatkan kedisiplinan ibadah di kalangan pelajar. Program ini mengintegrasikan sekolah, keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan generasi muda yang cerdas dan beriman. “Program ini mendukung visi Kabupaten Tangerang yang sehat, cerdas, dan religius,” ungkapnya.
Divisi Informasi dan Publikasi DPD Bakomubin, H. Riyadno, SE, mengungkapkan hasil observasi awal program ini di empat kelas tingkat IX SMPN 1 Teluknaga hasilnya menunjukkan data yang sama dengan sekolah umum lainnya dalam tingkat kedisiplinan pengamalan ilmu dan adab siswa, khususnya dalam pelaksanaan ibadah sholat lima waktu, pembiasaan membaca al-qur’an, mendoakan orang tua, guru, kebiasaan mendoakan kawan-kawan sekelas, mendoakan kawan-kawan satu sekolah masih sangat rendah.
Ditegaskan H. Riyadno, observasi yang dilakukan menunjukkan pentingnya tiga indikator keberhasilan pendidikan: aksesibilitas, kualitas, dan efektivitas. Ketiga indikator ini, menurutnya, saling mendukung dalam memastikan pendidikan memberikan dampak positif bagi siswa dan masyarakat.
H. Riyadno menambahkan, aksesibilitas memastikan pendidikan dapat dijangkau semua kalangan, kualitas menunjukkan pencapaian kompetensi siswa, dan efektivitas menggambarkan efisiensi pengelolaan pendidikan. “Jika ketiga indikator ini terpenuhi, dampaknya akan maksimal bagi individu dan komunitas,” ujarnya.
Hj. Nina Yuni Fona, S.Pd, MM, dari LP3M, menyampaikan komitmennya untuk mendukung program G3S. Ia menyebutkan perlunya sinergi dengan berbagai pihak, termasuk mubaligh dan pemerintah kecamatan, untuk memastikan pelaksanaan program berjalan lancar. “Rekrutmen relawan dakwah menjadi langkah strategis untuk memperkuat implementasi program ini,” katanya.
Sementara Pengurus Bakomubin Kecamatan Teluknaga, Ust. Data Ariata, menegaskan pentingnya setiap muslim untuk menjalankan kewajiban berdakwah, meskipun hanya satu ayat. Ia menyampaikan bahwa dakwah bukan semata tugas mubaligh dan ustadz, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam. Pernyataan ini disampaikan saat ia mendampingi Ketua DPD Bakomubin Kabupaten Tangerang dalam kegiatan di SMPN 1 Teluknaga. Menurutnya, peran dakwah sangat penting untuk memberikan arahan dan nilai-nilai positif kepada masyarakat, terutama generasi muda.
Ust. Data juga menyampaikan dukungan penuh dari Pengurus DPC Bakomubin Kecamatan Teluknaga terhadap Program Gerakan Santri Saba Sakola yang diadakan di SMPN 1 Teluknaga. Program ini dinilai strategis dalam menjaga mental dan moral generasi muda dari ancaman degradasi moral yang kian mengkhawatirkan. Melalui sinergi berbagai pihak, ia berharap program tersebut mampu membentuk karakter generasi muda yang kuat dan berpegang pada nilai-nilai keislaman.
Kerja sama antara Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan unsur masyarakat lainnya menjadi kunci keberhasilan G3S di Kecamatan Teluknaga. Dengan kolaborasi yang solid, program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga berkarakter religius.
Gerakan Santri Saba Sakola bukan sekadar program pembinaan karakter, tetapi juga strategi membangun sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam jangka panjang, program ini akan menjadi investasi berharga bagi masa depan generasi muda Kabupaten Tangerang.
Sebagai penutup, mari kita dukung bersama implementasi G3S ini. Dengan peran aktif semua pihak, visi mencetak generasi cerdas dan berkarakter religius di Kabupaten Tangerang dapat terwujud. Pendidikan karakter adalah tanggung jawab kita bersama, demi menciptakan masa depan yang lebih baik.(Awn)