Ihya Ulumudin, S.Pd bersama M. Heri Irawan, Koordinator G3S Bakomubin saat membincangkan kerjasama gerakan santri saba sakola di SDN Pasanggrahan 4.
Kab. Tangerang, cakrabanten.id,- Dalam rangka evaluasi dan tindak lanjut kerjasama program pembinaan karakter siswa religius yang bernama Gerakan Santri Saba Sakola (G3S), Tim Pelaksana G3S Bakomubin Kabupaten Tangerang, yang dipimpin oleh Koordinator G3S Bakomubin, M. Heri Irawan, S.Kom, melakukan silaturahmi ke SDN Pasanggrahan 4. Kunjungan ini disambut oleh Ihya Ulumudin, S.Pd, yang mewakili Kepala Sekolah, Namiroh, S.Pd, yang sedang bertugas di SDN 1 Solear, yang juga dipimpinnya.
Ihya Ulumudin, yang telah mengajar di SDN Pasanggrahan 4 sejak 2005, memberikan apresiasi terhadap keberadaan program G3S di sekolahnya. Menurutnya, program kolaboratif yang melibatkan Forum Koordinasi Mubaligh Indonesia, DPD Bakomubin Kabupaten Tangerang, Pemkab Tangerang, wali siswa, pihak sekolah, dan masyarakat ini sangat membantu dalam membina karakter siswa, terutama dalam aspek kedisiplinan pengamalan ibadah. Ulum, sapaan akrab Ihya, menambahkan bahwa SDN Pasanggrahan 4 belum memiliki guru Pendidikan Agama Islam (PAI), dan keberadaan program ini menjadi solusi strategis di tengah terbatasnya tenaga pengajar PAI di sekolah mereka.
Ulum mengungkapkan bahwa saat ini, SDN Pasanggrahan 4 hanya memiliki guru kelas, sementara rekrutmen guru baru tidak diperbolehkan oleh aturan yang berlaku. Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi keberadaan para kader dakwah yang tergabung dalam program G3S, yang berperan aktif dalam memberikan pembelajaran agama kepada siswa. Keikutsertaan mereka memberikan warna baru dalam pembinaan karakter siswa, terutama dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah.
Namun, dengan berakhirnya kerjasama tahap pertama yang telah berjalan selama satu semester, Ulum merasa khawatir terhadap keberlanjutan hasil yang sudah dicapai. Ia menyadari bahwa meskipun dalam waktu singkat sudah ada perubahan positif dalam pengamalan ibadah siswa, namun karakter tersebut belum sepenuhnya melekat pada siswa. Untuk itu, ia berharap agar kerjasama ini bisa terus berlanjut di masa mendatang, agar hasil yang telah dicapai tidak terhenti begitu saja dan dapat berkembang lebih jauh.
Ulum juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Bakomubin bisa memberikan perhatian lebih terhadap kelanjutan program ini. Ia menilai bahwa pembinaan karakter religius di kalangan siswa sangat penting, mengingat tantangan zaman yang semakin kompleks. Dengan adanya program ini, siswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai agama yang akan membentuk mereka menjadi generasi yang lebih baik.
Selain itu, ia juga mengajak seluruh pihak yang terlibat, termasuk orang tua siswa, untuk terus berkolaborasi dalam mendukung program ini. Sebab, tanpa partisipasi aktif dari semua pihak, baik sekolah, orang tua, dan masyarakat, program ini tidak akan berjalan dengan optimal. Dalam konteks ini, keberadaan G3S menjadi penguat sinergi antara sekolah, masyarakat, dan agama.
Ke depan, Ulum berharap agar program ini tidak hanya terbatas pada peningkatan kedisiplinan ibadah, tetapi juga mencakup penguatan nilai-nilai karakter lainnya, seperti kejujuran, kerjasama, dan rasa tanggung jawab. Hal ini akan membantu siswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijaksana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan yang sama, M. Heri Irawan, Koordinator G3S Bakomubin, menyampaikan bahwa evaluasi seperti ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program tersebut dan apa saja yang perlu diperbaiki. Ia juga berkomitmen untuk terus mengupayakan agar program G3S dapat diperluas dan diterapkan di lebih banyak sekolah di Kabupaten Tangerang, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pembentukan karakter siswa.
Sebagai penutup, semoga kerjasama yang telah dibangun antara berbagai pihak ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Program Gerakan Santri Saba Sakola di SDN Pasanggrahan 4 telah membuktikan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bagi masa depan generasi muda.