Hj. Aida Hubaedah, SE., MM. Ketua DKKT (Dewan Kesenian Kebudayaan Tangerang) Terpilih Akrab disapa ARP (Aida Ratu Pantura) saat memberikan Sambutan Halal Bihalal dan Pemantapan Pengurus di Gedung Bola Sundul
Kab. Tangerang, CAKRA Banten,— Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Tangerang (DKKT), Hj. Aida Hubaedah, SE., MM., menegaskan pentingnya peran DKKT sebagai tuan rumah dalam setiap kegiatan seni dan budaya di wilayahnya sendiri. Hal ini disampaikannya saat acara Halal Bihalal dan Pemantapan Pengurus DKKT yang berlangsung pada Selasa (29/4/2025), di Ruang Bola Sundul, Disporabudpar Kabupaten Tangerang.
Aida Hubaedah, yang akrab disapa ARP (Aida Ratu Pantura), menyampaikan bahwa masa lalu DKKT adalah kenangan, namun masa depan adalah harapan. Ia menekankan bahwa DKKT adalah milik bersama yang harus dirawat, dikelola, dan dikembangkan oleh seluruh pelaku seni dan budaya Tangerang.
Menurutnya, ke depan DKKT harus hadir dan terlibat aktif dalam setiap event baik lokal maupun nasional, seperti di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta maupun di Taman Mini Indonesia. Untuk itu, ia mendorong para seniman dan budayawan agar lebih aktif bersosialisasi, salah satunya melalui media sosial sebagai sarana promosi karya dan aktivitas seni.
ARP juga mengajak Pemerintah Kabupaten Tangerang, khususnya melalui Disporabudpar, untuk terbuka dan melibatkan DKKT dalam setiap kegiatan budaya. Ia menegaskan bahwa seniman dan budayawan siap berdialog dan berkolaborasi dalam rangka mengangkat kearifan lokal melalui berbagai genre seni seperti jaipong, silat, debus, musik, dan lainnya.
Halal Bihalal dan Pemantapan Pengurus DKKT
Dalam menyambut HUT Kabupaten Tangerang dan perayaan Hari Kemerdekaan, ARP mengajak seluruh pengurus dan komunitas seni untuk turut ambil bagian. Ia berkomitmen untuk mendata ulang seluruh potensi seni budaya yang ada di Kabupaten Tangerang sebagai langkah strategis pengembangan kebudayaan.
Selain itu, ia mendorong setiap lembaga seni untuk melengkapi legalitas kelembagaannya agar mudah memenuhi persyaratan saat ada peluang bantuan atau kerja sama dengan pihak lain. Legalitas ini menurutnya penting agar aktivitas kesenian bisa berjalan lebih profesional dan berkelanjutan.
Sebagai wujud kreativitas, ARP juga mengusulkan agar DKKT menciptakan ikon khas seperti topi bambu koboy yang menjadi simbol khas Kabupaten Tangerang. Produk-produk unik seperti ini diharapkan dapat memberi nilai tambah serta mendukung promosi budaya lokal.
Ia juga berharap pada saat pelantikan pengurus baru nanti, setiap seniman dan budayawan bisa menampilkan ciri khas kostum atau aksesori seni masing-masing. Hal ini bisa menjadi sarana promosi langsung yang menarik perhatian masyarakat terhadap keberagaman budaya lokal.
Menurut ARP, kegiatan seni bukan hanya memperkaya batin, tapi juga bisa menjadi sumber ekonomi kreatif yang menghasilkan pendapatan. Ia mengajak seluruh pelaku seni untuk semangat, mandiri, dan terus berkarya agar seni budaya Tangerang makin dikenal dan dihargai luas.
Ucapan terima kasih juga disampaikan ARP kepada panitia Musyawarah Besar DKKT ke-2 yang sukses menyelenggarakan pemilihan ketua secara demokratis. Ia berharap ke depan DKKT bisa lebih solid dan progresif dengan menjembatani aspirasi seniman di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Disporabudpar Dra. Ratih Rahmawati, MM yang diwakili oleh Kasi Budaya, Nurman Rusmana, S.IP., MM. Dalam sambutannya, Nurman menyampaikan bahwa saat ini DKKT diminta untuk mendata dan mengklasifikasi seluruh lembaga seni di bawah naungannya sebagai dasar penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD).
Nurman juga mengusulkan agar kegiatan seni ke depan tak hanya digelar di alun-alun, tetapi bisa berkolaborasi dengan pihak swasta seperti mall atau hotel agar lebih efektif menjangkau masyarakat. Ia berharap DKKT bisa terlibat langsung dalam kegiatan teknis, termasuk dalam kerja sama yang sudah dijalin antara Pemkab Tangerang dan Kementerian Kebudayaan untuk membuka stand seni di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.(Edy)