Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid didampingi Kadis DPKP Kab. Tangerang, Asep Jatnika Sutrisno menyerahkan bantuan alat pertanian kepada anggota Kelompok Tani di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk
Kab. Tangerang, CAKRA Banten,-Pertanian masa kini bukan lagi sekadar soal mencangkul dan menanam, tapi juga tentang bagaimana memanfaatkan teknologi demi hasil yang melimpah dan berkualitas. Dalam dunia yang terus berkembang, pertanian juga harus mengikuti zaman. Karena itu, kehadiran teknologi pertanian modern menjadi kebutuhan mutlak. Tanpa itu, sulit membayangkan sektor ini bisa maju dan menjadi pilar ekonomi rakyat.
Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) memahami pentingnya transformasi ini. Dalam upaya mendukung industrialisasi pertanian, Pemkab Tangerang turun langsung ke lapangan, memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta sarana produksi kepada petani semangka. Ini bukan sekadar program biasa, tapi langkah konkret untuk menjadikan pertanian semakin produktif.
Penyerahan bantuan ini dilaksanakan pada Selasa, 15 April 2025, di Tanjung Anom, Kecamatan Mauk. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga ditandai dengan penanaman perdana semangka oleh Bupati Tangerang, sebagai simbol dimulainya program budidaya hortikultura semangka secara masif. Simbol ini membawa pesan bahwa pemerintah hadir dan berkomitmen untuk terus mendampingi petani dalam setiap tahap produksi.
Program budidaya semangka ini akan menggarap total lahan seluas 10 hektare. Lahan tersebut tersebar di beberapa wilayah: 5 hektare di Kecamatan Mauk, 3 hektare di Kemiri, dan masing-masing 1 hektare di Kronjo serta Teluknaga. Pemerataan lokasi ini menunjukkan bahwa dukungan pertanian bukan hanya milik satu kecamatan saja, tapi untuk seluruh wilayah yang berpotensi.
Bantuan yang diberikan sangat lengkap: mulai dari benih semangka unggul, pupuk kimia seperti NPK dan urea, pupuk organik, mulsa plastik, pompa air, hingga alat berat seperti kultivator untuk Kecamatan Mauk dan Kemiri. Seluruh bantuan ini disalurkan langsung ke kelompok tani yang menjadi penerima manfaat. Harapannya, proses budidaya hingga panen bisa berjalan lancar, tanpa hambatan teknis yang berarti.
Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika Sutrisno, MM, menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dukungan daerah terhadap visi besar nasional, yakni ketahanan pangan. Pemerintah daerah tak bisa tinggal diam. Keberhasilan program nasional sangat bergantung pada keterlibatan aktif pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Tanpa pendampingan dan intervensi pemerintah daerah, pertanian tak akan bisa berkembang optimal,” ujarnya. Maka, kehadiran pemerintah bukan hanya dalam bentuk bantuan, tapi juga sebagai mitra yang mendampingi petani dalam menjalankan pertaniannya secara profesional dan terukur.
Semangat juga datang dari para petani sendiri. Salah satunya adalah Sape’i, petani asal Kampung Buaran Asem, Desa Tanjung Anom. Ia mengaku sangat bersyukur mendapatkan bantuan pertanian. “Alhamdulillah saya dapat traktor, pupuk, bibit, dan lainnya. Bantuan ini akan saya manfaatkan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan nanti Pak Bupati bisa hadir kembali saat panen,” ungkapnya penuh semangat.
Tak hanya semangat, program ini juga menjanjikan dampak ekonomi yang besar. Dari analisa usaha tani, satu hektar lahan semangka bisa menghasilkan sekitar 6.000 buah dengan rata-rata berat 7 kg. Jika dijual seharga Rp4.000 per kg, maka omzet per hektar bisa mencapai Rp168 juta. Jika seluruh lahan berhasil panen, potensi ekonomi mencapai Rp1,68 miliar per musim tanam.
Kepala DPKP berharap agar para petani ke depan dapat melanjutkan usaha ini secara mandiri. “Kami ingin program ini bergulir dan berkembang. Semoga bisa terus meluas dan memberi dampak besar bagi kesejahteraan petani,” tegasnya. Ini bukan sekadar panen semangka, tapi panen harapan baru bagi masa depan pertanian lokal.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan semangat para petani, pertanian Tangerang siap naik kelas. Pertanian tak lagi dilihat sebagai sektor tradisional, tapi sebagai kekuatan industri yang berdaya saing tinggi. Inilah saatnya bertani dengan ilmu, teknologi, dan kolaborasi—agar pangan kuat, petani sejahtera, dan negeri pun berdaulat.(Edy)