Konferensi Kabupaten XXIII PGRI Kabupaten Tangerang Masa Bakti 2024-2029, di Hotel Istana Nelayan
Kab. Tangerang, CAKRA Banten,- Dalam suasana khidmat Konferensi Kabupaten XXIII PGRI Kabupaten Tangerang Masa Bakti 2024–2029 yang digelar di Hotel Istana Nelayan, Jatiuwung, Kota Tangerang, Sabtu (12/4/2025).
Bibing Sudarman, M.Si, resmi menyampaikan laporan pertanggungjawaban sebagai Ketua PGRI Kabupaten Tangerang periode 2019–2024. Di hadapan para peserta konferensi, Bibing juga mengumumkan keputusannya untuk tidak mencalonkan diri kembali sebagai pengurus untuk periode berikutnya.
Langkah Bibing ini disambut dengan rasa hormat dan apresiasi dari para peserta konferensi. Dalam laporan dan sambutan yang disampaikannya, ia menekankan pentingnya kesantunan dalam berorganisasi, terlebih PGRI adalah wadah para intelektual yang mengedepankan etika dalam bertindak.
“Saya sangat mengapresiasi sikap para pengurus dan anggota yang telah menjunjung kesantunan selama saya memimpin,” ujarnya.
Dengan rendah hati, Bibing juga menyampaikan permohonan maaf jika selama kepemimpinannya masih terdapat kekurangan atau kegagalan. Ia menekankan bahwa keberhasilan maupun kegagalan organisasi merupakan tanggung jawab bersama, khususnya para pengurus.
“Kalau ada kegagalan, itu tanggung jawab saya sebagai ketua dan bagian dari kepengurusan,” ungkapnya jujur.
Selama kepemimpinannya, Bibing memaparkan sejumlah capaian penting PGRI Kabupaten Tangerang. Di bidang peningkatan kompetensi guru, organisasi ini berhasil melahirkan 120 guru penulis yang kini tergabung dalam organisasi tingkat nasional. PGRI juga telah menyusun perangkat pembelajaran dan menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan Dewan Pendidikan di wilayah Tangerang.
Tak hanya soal pengembangan kompetensi, Bibing juga menegaskan bahwa PGRI turut memperjuangkan kesejahteraan guru. Salah satunya dengan mendesak alokasi anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD, serta memperjuangkan status guru honorer agar bisa diangkat menjadi PPPK. Hasilnya, Kabupaten Tangerang menjadi daerah dengan jumlah pengangkatan PPPK guru terbanyak di Indonesia.
PGRI juga mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang telah membantu kepala sekolah dalam penyelesaian berbagai masalah. Bahkan, organisasi ini turut mendampingi siswa yang terlibat persoalan hukum serta menjembatani dialog antara profesi guru dan pihak legislatif serta komunitas pendidikan lainnya.
Dalam hal sosial, PGRI aktif hadir di tengah masyarakat, terutama saat terjadi bencana seperti pandemi COVID-19 maupun musibah kemanusiaan lainnya. Kiprah organisasi ini menunjukkan komitmen kuat terhadap nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Meski mengaku banyak mendapat dukungan untuk maju kembali, Bibing menegaskan bahwa ia memilih untuk tidak mencalonkan diri lagi. Ia ingin memberi ruang bagi regenerasi dan pembaruan kepemimpinan demi kemajuan organisasi.
“Saya siap kalau laporan saya diterima atau tidak. Tapi saya tegaskan, saya tidak akan mencalonkan diri lagi,” ujarnya mantap.
Sebagai pendidik yang telah lama berkecimpung di dunia pendidikan, Bibing berpesan kepada seluruh guru untuk tetap menjaga sikap santun. Secara khusus, ia juga mengingatkan para guru untuk membina akhlak siswa, misalnya dengan mengingatkan salat subuh kepada peserta didik yang beragama Islam.
Beberapa Pengurus PGRI dari sejumlah kecamatan memberikan penilaian positif atas capaian Bibing selama memimpin yang dinilai berhasil membawa kemajuan bagi PGRI. Namun, sebagai anggota PGRI, juga berharap ke depan tidak ada lagi dualisme kepengurusan seperti yang sempat terjadi di masa lalu.
Di akhir laporan, Bibing mengungkapkan bahwa selama menjabat, ia dan tim pengurus harus menghadapi tantangan besar, termasuk menyelesaikan beban utang organisasi hingga ratusan juta rupiah.
“Alhamdulillah, sekarang sudah lunas. Kami rela tidak makan asal organisasi bisa berjalan,” tuturnya penuh ketulusan, menutup laporan dengan haru dan semangat pengabdian. (Ryf)